Dini
hari nanti ( 2 / 7 ) turnamen 4 tahunan benua Eropa
akan mencapai puncaknya di Olympic Stadium, Kiev, Ukraina.
Partai akbar ini akan mempertemukan
juara bertahan 2008 sekaligus juara dunia 2010 yang akan berebut tahta kehormatan
dengan Juara dunia 2006, Yakni La Furia Roja Spanyol melawan Gli Azzuri Italia.
Kehilangan
bek veteran Carles Puyol dan top skorer
sepanjang masa Spanyol David Villa karena cedera rupanya bukan masalah berarti
bagi Spanyol. Buktinya sampai di laga semifinal Spanyol baru kebobolan
sebiji gol dan melesakkan 8 gol walaupun selama
ini pelatih Vicente Del
Bosque tidak menggunakan
striker murni sebagai penyerang tengah. Beliau menganngap bahwa semua pemain
bias menjadi pemain nomor 9 ( striker ). Seperti biasanya Tim Matador akan bermain dengan
gaya tiki taka ala
Barcelona yang diotaki oleh
playmaker Xavi
Hernandez. Untuk urusan mengawal gawang akan dipercayakan
kepada kapten Iker Casillas yang selama ini tampil
gemilang dan baru kebobolan satu gol. Casillas juga
menjadi pahlawan Spanyol dalam drama adu pinalti melawan
Portugal di semifinal. Sementara itu di benteng pertahanan akan
digalang oleh Gerard Pique
di jantung pertahanan lalu Jordi Alba dan Sergio Ramos siap membantu serangan dari sektor sayap.
Untuk urusan bomber sepertinya Del Bosque akan
kembali menurunkan Cesc Fabregas sebagai
penyerang tengah. Walaupun Striker
Chelsea Fernando Torres sudah mencetak
2 gol nampaknya Del Bosque mempercayai striker – striker lainnya
setelah kehilangan David
Villa yang cedera.
Dalam Final kali ini Tim Matador siap mengukir sejarah baru. Yaitu tim yang pertama kali back to back ( mempertahankan gelar ) dan tim yang pertama
kali juara 3 kali berturut –
turut di turnamen internasional.
Tidak
ada yang menduga bahwa Gli Azzuri akan
melaju sejauh ini di Euro 2012. Skandal Calciopoli yang sampai memakan korban yaitu dicoretnya Domenico Criscito dari timnas, persiapan
tim yang kurang
sempurna, serta kekalahan tiga gol tanpa balas
di laga uji coba melawan Rusia
rupanya menjadi cambuk bagi para
pemain Italia untuk mempertan reputasi sepak bola Italia sebagai salah satu kiblat
sepak bula di dunia. Momen ini
sama dengan Piala Dunia 1982 dan Piala Dunia
2006 kala itu La Nazionale juga dirundung kasus serupa.
Gawang
Italia akan berada di tangan kapten Gianluigi Buffon. Sejauh ini Buffon telah berkali – kali melakukan penyelamatan gemilang dan menjadi pahlawan
di babak adu pinalti melawan Inggris setelah menggagalkan eksekusi Ashley
Cole. Pulihnya Andrea Barzagli semakin
mempersolid barisan belakang Italia bersama Leonardo Bonucci di jantung pertahanan, Giorgio Chiellini di kiri, dan Ignazio
Abate di kanan. Otak
permainan Italia akan diemban oleh Gelandang veteran Andrea Pirlo yang dilindungi oleh Danielle De Rossi dan
Claudio Marchisio. Sementara
itu Ricardo Montolivo akan menjadi
trequartista alias penyerang
lubang yang menyokong sepasang striker Bengal Antonio Cassano
dan Mario Balotelli.
Spanyol saat
ini memang merajai dunia. Tapi Italia yang
dihadapinya di babak penyisihan grup bukanlah Italia yang sesungguhnya.
Cederanya
Andrea Barzagli memaksa Allenatore Cesare Prandeli menarik De Rossi ke belakang dan
akhirnya memakai skema 3 – 5 - 2.
Status Italia yang underdog juga
bukan jaminan Spanyol akan
mudah mempertahankan gelarnya. Tentunya kita masih ingat laga Final Liga Champions antara Bayern Munchen kontra Chelsea. Ketika itu Chelsea tidak diunggulkan. Namun apa yang terjadi ? Chelsea berhasil
meraih gelar Liga Champions untuk pertama kalinya setelah memenangi drama adu pinalti.